Pada setiap hari yang melelahkan, aku ayunkan godam ke sekeliling. Hingga aku merasa menang. Tidak ada perlawanan dari orang-orang. Tiada yang punya kelimpahan nyawa untuk menghentikan diriku.
Aku ingin punya bahagia, memenuhi usangnya lemari bajuku. Tanpa perlu merebut bahagia dari udara. Mengakuisisi sendiri.
Jika dilihat ke belakang, punggungku ini penuh jenggala. Terus merambat ke setiap bekas langkah yang sudah tersisih di belakang. Ia rimbun, tetapi kering, sepi, dan menjijikan. Hanya ada perasaan bersalah yang berinvestasi di dalamnya.
“Tebang saja!” mungkin itu suara hati kecilku. Ia kecil dan tidak berperan penting. Engkau harus keras untuk menjajah jenggalaku. Ketidakmampuan hanya akan jadi tambahan beban — bagi semua.
Pada akhirnya, palu akan mengetuk dan menjerumuskan dunia dalam genggamanku. Tidak ada yang berani. Termasuk diri sendiri.
televisi bersabda:
barang siapa menentang berita
dan kudapan yang aku hadirkan
maka akan aku matikan
kemudian kunyalakan gawai
ia senada
Bogor, 22 Januari 2022
hari-hari berselisih
tentang siapa yang mencintaimu utuh
Senin beradu dengan Selasa
Rabu dan Kamis bentrok melawan Jumat
Sabtu kacau balau diterpa Minggu
ya, pada akhirnya mereka pun tahu
bahwa aku yang terlebih dulu menyematkan rindu di hatimu
dikunci rasamu
agar terus mengarah kepadaku
lagi dan lagi
Bogor, 12 Mei 2018
di setiap doa
akan selalu kututup
dengan doa untukmu
lalu amin, amin, amin
apa banyaknya amin bisa meningkatkan kesempatan
doa untuk diijabah?
jika iya, maka setiap doa yang terselip namamu
akan kuucapkan amin hingga doaku yang di esok hari
aamiin ya rabbal ‘alamin
Bogor, 21 Oktober 2018